3.55 a.m masih belum bisa kembali tidur..Shanum anak ke dua ku dari jam 1 terbangun,rewel dan hanya bisa diam jika di susui. Sampai jam 3.20 barulah dia bisa tidur.dan aku masih berpikir tentang apa yang harus kulakukan untuk kedepan nya sebagai seorang guru.
Aku adalah guru bahasa Inggris di salah satu SMK negeri di kotaku.aku mulai mengajar tahun 2011. Hampir 6 tahun aku bekerja sebagai guru honorer. Awalnya aku senang saja kerja sebagai guru,meski jarak tempuh dari rumah ke sekolahku memakan waktu hingga 1 jam tapi semua terasa ringan.
Hingga di tahun ke lima aku mengajar mulai ada sesuatu yang membuat mengajar menjadi hal yang selalu membuat tidak bisa tidur.
Awalnya karena masalah penilaian.dimana ada aturan batas minimun nilai yang harus dicapai siswa.saat siswa tidak bisa mencapai nilai tersebut maka dikatakan siswa tersebut tidak tuntas dan harus mengulang atau memperbaiki nilai hingga batas KKM dicapai.adalah keinginan setiap guru untuk mencetak siswa yg berprestasi sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.saat nilai tersebut "dipaksakan" untuk diberikan kepada siswa yg kurang mampu menuntaskan nilai,saya merasa dibodohi.
Saat siswa tidak lagi menghormati Guru kareba mereka tau bahwa tidak harus pintar untuk bisa tuntas di semua pelajaran.saya tumbuh di jaman saat nilai benar2 sesuai kemampuan kita.saya lemah di pelajaran Matematika,Fisika,Kimia..dan memang nilai saya pas pas an bahkan kurang.
Sedangkan jaman sekarang siswa yang tidak mampu mendapat nilai 4 pun harus di bantu hingga nilai tuntas..dibantu dengan cara yg magic menurut saya.
Saya mendapati siswa yang mulutnya kurang sopanvterhadap guru,sering tidak ikut pelajaran saya,tidak ikut ulangan harian,nilai tugas banyak kosong,lalu ujian semester hanya mendapat nilai 20 .saya beri kesempatan memperbaiki nilai dan akhirnya hanya mendapat milai 28. Saat input ke format penilaian nilai akhir yg keluar sangat minim.saya pikir apa iya harus saya naikkan ke batas minimum nilai tuntas..ini bahasa inggris..saat nilaiencaoai lebih dari 70 seharusnya kemampuan bahasa inggrisnya sudah baik..
Akhirnya saya juga kena batu nya..sok idealis menyebabkan saya di kritik habis2an.saya dianggap tidak berhasil mendidik siswa karena nilai tersebut.jam mengajar saya dipotong hampir separo dari semester sebelumnya,dan tidak lagi di percaya jadi wali kelas. Sunggug saya ikhlas mungkin memang saya tidak berhasil jadi guru.
Namu saya pikir andai kemarin semua nilai saya sulap menjadi tuntas semua mungkin saya tidak di beginikan..ahh tapi sudahlah...
Lalu cobaan lain datang ibuku tersayang sakit san sakit ini membuat beliau tidak boleh lagi kelelahan.ibuku adlh penjual makanan di kantin sekolah.selama ini aku menitipkan anak2 ku pada beliau di kantin saat aku kerja.kenapa tidak dititipkan di tempat lain? Gak kasian sama ibunya?,
Alasan pertama karena anak saya trauma dititpkan ke org lain.kedua adlh honor saya sebagai guru honorer tidaklah besar dan akan langsung habis jika di bayarkan ke penitipan anak.ketiga adlh waktu gajian saya yang tidak menentu yg bisa tiga bulan tidak menerima honor.mau bayar penitipan pakai duit suami ya jadi percuma aja kerja kalau begitu.krn alasan saya bekerja adlh membantu ekonomi rumah tangga.
Dari situ saya berpikir baiknya saya berhenti mengajar saja.saya ingin fokus menjaga anak dan merawat ibu saya.saya tidak pernah tau umur sampai kapan..saya tidak mau menyesal membiarkan org2 yang saya cintai hanya krn ttp ingin mengajar.masalah ekonomi bisa saja saya atasi.
Dan saat saya menulis ini saya masih berpikir kapan sebaiknya sayaa mengajukan surat permohonan pengunduran diri saya...karena ini masih di pertengahan semester..
Saya hanya berdoa kesembuhan untuk ibu saya...andaikan memang harus berhenti mengajar saya sungguh ikhlas.
Nux' Speech
Nina Cuap - Cuap
Mengenai Saya
- Nina Ninux
- Everyday I try to look my best,,,,Even though inside I'm such a mess (skylar)
Jumat, 09 September 2016
Sabtu, 07 Februari 2015
Pengalaman Menyapih Aisha
Lama nya gak ngeblog karena dah punya anak and dah kerja (sok sibuk ) ... well kali ini mau ngebahas pengalaman nyapih mbak Aisha..
Mulai kepikiran nyapih di bulan mei...krn memang mau program hamil lagi setelah mbk aisha genap 2 tahun.so di akhir mei sudah mulai cari cara buat nyapih krn tgl 23 juni mbak aisha genap 2 tahun.
wal nya nyoba pakek minyak telon yg diusapin ke puting...eh awal nya aja aish nolak tapi begitu bau telon hilang ya mulai lagi asik nenen...oke masih gak konsisten ..masih ga tega...jd besok nya ngASI lagi...hari lain nyoba pakek jahe yg diparut..diperes airnya diolesin dan aish kapok..akhirny mau minum susu UhT pakek dot... tapi beberapa jam mnta nenen lagi... krn ga sempet parutin jahe akhirnya bilang ke aish kalo ibund sakit jd ga bsa nenenin... syukurnya dia nerima dan mau minum yang lain...
masalah ga seleaai distu..tiap mau tidur biasanya nenen dulu..alhasil jadi rewel..salah tingkah..dan ayah ibund embah uti jd kudu siap gendong sambil di kasih susu pake dot..
seminggu kemudian akhirnya mulai kalem..mau ngedot tapi kudu dipeluk ibund smbil tangan nya meluk leher ibund...
kadang suka nangis si ibund klo aish dah tidur...ga tega biasa apa2 nenen ni skrg dah ga lagi...alhamdulillah setelah itu tiap lg ngedot sambil blg.. "itu cucu ade ya bu"...
so pas 2 tahun dah total stop Asi..dan bulan juli alhamdulillah ibund sdh hamil lagi adeknua mbk aisha
Next post akan bahas cara nyetop aisha dari dot nya....see yaaaa
Mulai kepikiran nyapih di bulan mei...krn memang mau program hamil lagi setelah mbk aisha genap 2 tahun.so di akhir mei sudah mulai cari cara buat nyapih krn tgl 23 juni mbak aisha genap 2 tahun.
wal nya nyoba pakek minyak telon yg diusapin ke puting...eh awal nya aja aish nolak tapi begitu bau telon hilang ya mulai lagi asik nenen...oke masih gak konsisten ..masih ga tega...jd besok nya ngASI lagi...hari lain nyoba pakek jahe yg diparut..diperes airnya diolesin dan aish kapok..akhirny mau minum susu UhT pakek dot... tapi beberapa jam mnta nenen lagi... krn ga sempet parutin jahe akhirnya bilang ke aish kalo ibund sakit jd ga bsa nenenin... syukurnya dia nerima dan mau minum yang lain...
masalah ga seleaai distu..tiap mau tidur biasanya nenen dulu..alhasil jadi rewel..salah tingkah..dan ayah ibund embah uti jd kudu siap gendong sambil di kasih susu pake dot..
seminggu kemudian akhirnya mulai kalem..mau ngedot tapi kudu dipeluk ibund smbil tangan nya meluk leher ibund...
kadang suka nangis si ibund klo aish dah tidur...ga tega biasa apa2 nenen ni skrg dah ga lagi...alhamdulillah setelah itu tiap lg ngedot sambil blg.. "itu cucu ade ya bu"...
so pas 2 tahun dah total stop Asi..dan bulan juli alhamdulillah ibund sdh hamil lagi adeknua mbk aisha
Next post akan bahas cara nyetop aisha dari dot nya....see yaaaa
Sabtu, 20 Juli 2013
Marriage can mean the end to a friendship
this is an article from a website, I copied it because I did feel the same way bout it.
Marriage can mean the end to a friendship
Monday, August 24, 2009 by:Kristi Gustafson Barlette
When you’re in your 30s, something funny happens between friends. The
balance shifts. Instead of the bulk of your social circle being single,
most of the men and women are married.
Double — or couple — dates replace “girls night out.”
“I’m lucky if I see my married girlfriends as much as I see my dentist,” says Doree Lewak, author of “The Panic Years: A Guide to Surviving Smug Married Friends, Bad Taffeta and Life on the Wrong Side of 25 Without a Ring.”
“Biannual get-togethers would almost be a miracle,” Lewak says.
Some women view their female friendships as something temporary — a place card or filler until a man, and husband, comes along, says Lewak. They see the companionship of their female friends as secondary to that of a man.
Sometimes it’s as simple as the newly minted married thinking, she says: “Well, I don’t need them anymore; I already have my guy.” When you no longer need a female friend to accompany you to a party, or a girlfriend to whom to vent when you’re having boyfriend problems, or even a gaggle of girlfriends to foot the bill for your bachelorette party, the role of a female friend to a married woman becomes marginalized, says Lewak.
Like Lewak, I’ve “lost” several friendships to marriage. Two of the most significant losses were childhood friends. I was in their weddings, opening my home, my schedule and my wallet — repeatedly — for the year or so leading up to each of their “I do’s.” Like any good bridesmaid, or even any good friend, I made each of them my priority and honored their wishes and requests.
Then came the wedding day.
Apparently, their vows to each other didn’t include a promise to continue being true to those with whom they don’t share a last name or a bank account.
Maybe it was the water on their honeymoons, but both friends came back as different women — married women who, as Lewak says, seemed to have forgotten it’s OK to carve out “me time” or time with their tried-and-true girlfriends.
But I don’t have the bitterness that Lewak seems to project.
I don’t fault these new brides for their distance, and I don’t blame their husbands (well, I do blame one spouse, but that’s a story for another time). This transition is part of growing up. While I do hope I wouldn’t do the same to my good friends, I wonder if I would be able to find a balance.
Marriage is a partnership, and that partnership means priorities — and responsibilities — change. You consult your spouse before doing something with friends not because you need permission, but out of respect. The husband doesn’t go to a family function while his wife enjoys a pedicure bath with her sister. Instead, the couple heads to their niece’s “she used the potty” party together.
This doesn’t mean your best female friend would rather be eating Elmo cookies than sipping wine with you. It’s just that she’s fulfilling an obligation — one she made when she made a commitment to her husband.
I have found the dynamic to be different when friendships form after the wedding. I met a couple of my friends in the past four or five years who had already settled into marriage. They’d adjusted to the change and compromise, and they were ready to take on new friends without throwing off their marital harmony.
Well, until they have children
“I’m lucky if I see my married girlfriends as much as I see my dentist,” says Doree Lewak, author of “The Panic Years: A Guide to Surviving Smug Married Friends, Bad Taffeta and Life on the Wrong Side of 25 Without a Ring.”
“Biannual get-togethers would almost be a miracle,” Lewak says.
Some women view their female friendships as something temporary — a place card or filler until a man, and husband, comes along, says Lewak. They see the companionship of their female friends as secondary to that of a man.
Sometimes it’s as simple as the newly minted married thinking, she says: “Well, I don’t need them anymore; I already have my guy.” When you no longer need a female friend to accompany you to a party, or a girlfriend to whom to vent when you’re having boyfriend problems, or even a gaggle of girlfriends to foot the bill for your bachelorette party, the role of a female friend to a married woman becomes marginalized, says Lewak.
Like Lewak, I’ve “lost” several friendships to marriage. Two of the most significant losses were childhood friends. I was in their weddings, opening my home, my schedule and my wallet — repeatedly — for the year or so leading up to each of their “I do’s.” Like any good bridesmaid, or even any good friend, I made each of them my priority and honored their wishes and requests.
Then came the wedding day.
Apparently, their vows to each other didn’t include a promise to continue being true to those with whom they don’t share a last name or a bank account.
Maybe it was the water on their honeymoons, but both friends came back as different women — married women who, as Lewak says, seemed to have forgotten it’s OK to carve out “me time” or time with their tried-and-true girlfriends.
But I don’t have the bitterness that Lewak seems to project.
I don’t fault these new brides for their distance, and I don’t blame their husbands (well, I do blame one spouse, but that’s a story for another time). This transition is part of growing up. While I do hope I wouldn’t do the same to my good friends, I wonder if I would be able to find a balance.
Marriage is a partnership, and that partnership means priorities — and responsibilities — change. You consult your spouse before doing something with friends not because you need permission, but out of respect. The husband doesn’t go to a family function while his wife enjoys a pedicure bath with her sister. Instead, the couple heads to their niece’s “she used the potty” party together.
This doesn’t mean your best female friend would rather be eating Elmo cookies than sipping wine with you. It’s just that she’s fulfilling an obligation — one she made when she made a commitment to her husband.
I have found the dynamic to be different when friendships form after the wedding. I met a couple of my friends in the past four or five years who had already settled into marriage. They’d adjusted to the change and compromise, and they were ready to take on new friends without throwing off their marital harmony.
Well, until they have children
Rabu, 27 Februari 2013
Rabu, 11 Juli 2012
Rencana Allah Lebih Indah (II)
sampai di RS, aku di periksa dalam lagi,,dan sudah pembukaan 1, ya Allah rasa sakit itu sungguh bikin aku nangis, dalam hati hanya berdoa semoga diberi kelancaran,, sempat di tensi dan diambil darah,, setelah menunggu sekian lama ,akhirnya dipindah kan ke ruang bersalin
aku ditemani emak karena suami bolak balik nebus resep obat,,kami sekeluarga berpikir bahwa pihak RS sudah menghubungi dokter yang bisa mengoperasi diriku,,, tapi diluar dugaan,,aku hanya di biarkan menunggu yang katanya dokter akan tiba pukul 7 pagi,,sementara saat itu baru pukul 1 dan kontraksi datang setiap 2 menit sekali
aku sudah gak bisa apa2, hanya berdoa sambil nangis dan genggam tangan emak setiap rasa sakit itu datang,, emak berkali kali bilang bahwa aku ini tidak boleh melahirkan normal karena memang resiko nya tinggi untuk mata ku,,tapi pihak RS tetap pada pendirian mereka untuk menunggu,,dasar nya adalah detak jantung bayi ku masih normal,jadi masih aman.
jam 2.30 emak ku bilang kita pindah RS saja,,aku setuju karena memang sepertinya tidak akan ada operasi,,apalagi beberapa kali mereka salah menusukkan jarum infus yang akibat nya tangan ku malah bengkak. tapi begitu aku terletang mereka lihat darah sudah keluar dari miss V ku,, emak ku berpikir kalo sudah darah berarti sudah dekat melahirkan,kalo nekat pindah RS malah bisa melahirkan dijalan,, maka dengan menyerahkan semua kepada Allah,,emak bilang ke aku untuk kuat dan terus berdoa,,sementara aku merasa sudah gak kuat
beberapa menit kemudian terasa ada dorongan dari dalam yang mengharuskan aku mengejan,,sungguh sakit yang uar biasa,,dan para bidan bukan nya ksi support malah marah2 ke aku,,katanya aku jangan ngejan nanti tenaga ku habis,,jangan ngejan krn mataku minus (tau gtu knp gak dioperasi,,padahal udah ada pengantar dari dokter!!!!) aku gak peduli,,karena keinginan mengejan itu bukan dari aku
lagi2 mereka coba pasang infus,,lagi2 aku dimarahi karena mengejan bikin mereka susah pasang infus,, dan pada saat infus akan dipasang mereka lihat rambut anak ku seudah kelihatan di pintu lahir,, (huh padahal katanya tadi belum sempurna pembukaan,dilarang ngejan pula!),, disini aku merasa betapa seorang ibu itu perjuangan nya luar biasa,,emak disampingku terus kasih support dan mengingatkan aku untuk tidak merem saat mengejan agar mataku tidak tambah parah,,aku liat emak nangis karena liat aku kesakitan,,(love youuu so much emak)
beberapa kali ngejan akhirnya pukul 3.59 wita (waktu itu pertandingan bola yang dimenangkan Jerman) lahir lah buah cinta kami,, sungguh aku tidak bisa berkata2,suara tangis nya bikin aku nangis,,Syifa Aisha Effendi,,malaikat imut itu diletakkan di dadaku untuk IMD,,betapa hangat kulitnya menyatu dengan kulitku,,sementara dibawah sana para dokter muda dan bidan menjahit miss V ku yang robek sana sini,, setelah selesai dijahit,Aish dibawa ke ruang bayi dan di adzan kan ayah, kata emak waktu ayah nya adzan ditelinga nya Aish gak nangis,,(pintar nya kamu sayang)
beribu ribu syukur terus kuu ucapkan kepada Allah,,siapa menyangka yang tadinya ingin operasi malah jadi normal,, alhamdulillah mata ku tidak bermasalah,,yang tadi nya di USG Aish udah 3 kilo,,eh keluar cuma 2,6 kilo aja,,subhanallah begitu indah rencana Allah untuk kami,, semoga Aish menjadi anak yang soleha,,berbakti kepada agama,keluarga dan bangsa,, amin.... we love you Aish
aku ditemani emak karena suami bolak balik nebus resep obat,,kami sekeluarga berpikir bahwa pihak RS sudah menghubungi dokter yang bisa mengoperasi diriku,,, tapi diluar dugaan,,aku hanya di biarkan menunggu yang katanya dokter akan tiba pukul 7 pagi,,sementara saat itu baru pukul 1 dan kontraksi datang setiap 2 menit sekali
aku sudah gak bisa apa2, hanya berdoa sambil nangis dan genggam tangan emak setiap rasa sakit itu datang,, emak berkali kali bilang bahwa aku ini tidak boleh melahirkan normal karena memang resiko nya tinggi untuk mata ku,,tapi pihak RS tetap pada pendirian mereka untuk menunggu,,dasar nya adalah detak jantung bayi ku masih normal,jadi masih aman.
jam 2.30 emak ku bilang kita pindah RS saja,,aku setuju karena memang sepertinya tidak akan ada operasi,,apalagi beberapa kali mereka salah menusukkan jarum infus yang akibat nya tangan ku malah bengkak. tapi begitu aku terletang mereka lihat darah sudah keluar dari miss V ku,, emak ku berpikir kalo sudah darah berarti sudah dekat melahirkan,kalo nekat pindah RS malah bisa melahirkan dijalan,, maka dengan menyerahkan semua kepada Allah,,emak bilang ke aku untuk kuat dan terus berdoa,,sementara aku merasa sudah gak kuat
beberapa menit kemudian terasa ada dorongan dari dalam yang mengharuskan aku mengejan,,sungguh sakit yang uar biasa,,dan para bidan bukan nya ksi support malah marah2 ke aku,,katanya aku jangan ngejan nanti tenaga ku habis,,jangan ngejan krn mataku minus (tau gtu knp gak dioperasi,,padahal udah ada pengantar dari dokter!!!!) aku gak peduli,,karena keinginan mengejan itu bukan dari aku
lagi2 mereka coba pasang infus,,lagi2 aku dimarahi karena mengejan bikin mereka susah pasang infus,, dan pada saat infus akan dipasang mereka lihat rambut anak ku seudah kelihatan di pintu lahir,, (huh padahal katanya tadi belum sempurna pembukaan,dilarang ngejan pula!),, disini aku merasa betapa seorang ibu itu perjuangan nya luar biasa,,emak disampingku terus kasih support dan mengingatkan aku untuk tidak merem saat mengejan agar mataku tidak tambah parah,,aku liat emak nangis karena liat aku kesakitan,,(love youuu so much emak)
beberapa kali ngejan akhirnya pukul 3.59 wita (waktu itu pertandingan bola yang dimenangkan Jerman) lahir lah buah cinta kami,, sungguh aku tidak bisa berkata2,suara tangis nya bikin aku nangis,,Syifa Aisha Effendi,,malaikat imut itu diletakkan di dadaku untuk IMD,,betapa hangat kulitnya menyatu dengan kulitku,,sementara dibawah sana para dokter muda dan bidan menjahit miss V ku yang robek sana sini,, setelah selesai dijahit,Aish dibawa ke ruang bayi dan di adzan kan ayah, kata emak waktu ayah nya adzan ditelinga nya Aish gak nangis,,(pintar nya kamu sayang)
beribu ribu syukur terus kuu ucapkan kepada Allah,,siapa menyangka yang tadinya ingin operasi malah jadi normal,, alhamdulillah mata ku tidak bermasalah,,yang tadi nya di USG Aish udah 3 kilo,,eh keluar cuma 2,6 kilo aja,,subhanallah begitu indah rencana Allah untuk kami,, semoga Aish menjadi anak yang soleha,,berbakti kepada agama,keluarga dan bangsa,, amin.... we love you Aish
Rencana Allah lebih Indah (I)
kenapa judul nya begitu,,,karena ya memang rencana Allah jauuuuuhh lebih indah dari rencana kami sebagai manusia. rencana awal aku akan melahirkan secara SC karena alasan medis,,tanggal 23 Juni 2012 rencana nya akan mulai masuk RS untuk operasi antara tanggal 24 atau 25 Juni,, tapi Allah punya rencana lain
mulai hari Rabu 20 Juni 2012,malam hari pinggang bagian belakang terasa sakit, ku pikir karena aku kurang minum,,kamis nya aku tambah kesakitan meski interval sakit nya jauh jarak nya, setiap pipis keluar lendir seperti keputihan,kupikir itu wajar saja. jumat nya sakit itu tambah menjadi,aku coba searching di internet tentang yang aku alamai,,kaget aja ada yang sama persisi dengan ku ternyata udah pembukaan 2,,so aku minta antar suami untuk ke bidan sekedar cek up,,padahal emak ku sudah nyuruh ke RS
di bidan diperiksa dalam,,dia bilang masih jauh,,karena memang kandungan ku masih 38 minggu saat itu,, so aku pulang dengan lega,menanti besok untuk daftar di RS
tapi malam nya sekitar jam 10 sakit nya sudah makin menjadi,aku sampai nangis,,suami udah tidur,,,rasa pingin BAB and pinggang mau patah bikin air mata gak bisa ditahan,,jam 11 aku ke toilet,, sempat BAB sedikit bgt meski mules nya minta ampun,, dan pipis yang aneh nya kok keruh ya.. trus ada lendir dengan darah sedikit sekali.
aku duduk di kursi sambil ngomongin itu ke emak,,lagi2 emak bilang ke RS aja,,aku masih mau nunggu besok sesuai rencana,,aku mau ke kamar aja dlu mau tidur,,pas berdiri,, byuuuuuuuurrrrrrrrrrrr,,, ketuban ku pecah,,
langsung aku bangunkan suami, emak ngetok tetangga yang punya mobil minta diantar ke RS,,sungguh air ketuban yang deras itu terus mengalir....
(to be continued)
mulai hari Rabu 20 Juni 2012,malam hari pinggang bagian belakang terasa sakit, ku pikir karena aku kurang minum,,kamis nya aku tambah kesakitan meski interval sakit nya jauh jarak nya, setiap pipis keluar lendir seperti keputihan,kupikir itu wajar saja. jumat nya sakit itu tambah menjadi,aku coba searching di internet tentang yang aku alamai,,kaget aja ada yang sama persisi dengan ku ternyata udah pembukaan 2,,so aku minta antar suami untuk ke bidan sekedar cek up,,padahal emak ku sudah nyuruh ke RS
di bidan diperiksa dalam,,dia bilang masih jauh,,karena memang kandungan ku masih 38 minggu saat itu,, so aku pulang dengan lega,menanti besok untuk daftar di RS
tapi malam nya sekitar jam 10 sakit nya sudah makin menjadi,aku sampai nangis,,suami udah tidur,,,rasa pingin BAB and pinggang mau patah bikin air mata gak bisa ditahan,,jam 11 aku ke toilet,, sempat BAB sedikit bgt meski mules nya minta ampun,, dan pipis yang aneh nya kok keruh ya.. trus ada lendir dengan darah sedikit sekali.
aku duduk di kursi sambil ngomongin itu ke emak,,lagi2 emak bilang ke RS aja,,aku masih mau nunggu besok sesuai rencana,,aku mau ke kamar aja dlu mau tidur,,pas berdiri,, byuuuuuuuurrrrrrrrrrrr,,, ketuban ku pecah,,
langsung aku bangunkan suami, emak ngetok tetangga yang punya mobil minta diantar ke RS,,sungguh air ketuban yang deras itu terus mengalir....
(to be continued)
Rabu, 09 Mei 2012
31 WEEKS
Aish in 31 weeks,, duh pipi nya chubby,, bibir nya sexy hehehe |
tapi ada juga bad news utk aku dan keluarga,,, karena minus ku yg tinggi, utamanya my left eye,,aku di haruskan melahirkan dengan cara operasi cessar,,, lngsung down eh,,
diminta dokter kandungan utk cek ke spesialis mata dulu utk memastikan apakah retina ku kuat untuk persalinan normal,, well ternyata si dokter mata pun menyarankan cessar utk menghindari hal2 buruk yg bisa terjadi pada mataku kalo kupaksakan melahirkan secara normal,,
ya sudahlah,mungkin ini yang terbaik,, gak pernah nyangka bahwa aku gak bisa jadi "wanita seutuhnya" yang melahirkan anak lewat jalan yang semestinya,, tapi Allah pasti punya rencana lain tentang ini,,
kalo HPL normal tanggal 8 Juli 2012,, so aku harus sebelum itu di operasi nya,,, jadi insya Allah bulan depan,,
doaku adalah semoga operasi lancar, aku dan bayi ku bisa selamat, sehat lahir bathin,, amin ya robb
Langganan:
Postingan (Atom)